Ramai orang menangis apabila dihina, padahal waktu itu kita mungkin akan memperolehi ganjaran pahala yang banyak. Sebaliknya jarang orang menangis bersyukur dan takut apabila dipuji, padahal waktu itu kita mungkin bakal dicampakkan ke dalam neraka kerana wujudnya perasaan bangga diri, riak, takbbur dan ujud terhadap diri sendiri.. Maka dalam segala hal, belajarlah bersabar sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w : Dari Suhaib r.a bahwa Rasulullah s.a.w bersabda: "Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, kerana segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu'min: iaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan ia bersyukur, kerana (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika tertimpa musibah, ia bersabar, kerana (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim)

Thursday, July 21

Cerita Tentang Kesabaran

Cerita ini diambil dari sebuah hadith yang shoheh. Cerita ini mengisahkan tentang kesabaran seorang perempuan yang hidup di zaman Nabi bernama Ummu Sulaim. Konon di zaman itu, hidup suami istri dalam keluarga yang bahagia. Sang suami bernama Abu Thalhah, sementara Sang istri bernama Ummu Sulaim. Keluarga ini baru saja dikaruniai satu orang anak yang bernama Abu Umair. Ibu dan Bapa mana yang tidak sayang dan cinta pada anak satu-satunya. Abu Thalhah bekerja sebagai pedagang yang selalu pulang larut malam. Semasa ia bekerja, ia selalu mengenangkan anaknya. Kalau dilihat ada makanan atau mainan, pasti ia membeli untuk anaknya yang tercinta itu. Suatu hari ketika sedang Sang suami masih bekerja, Abu Umair terkena sakit panas dan didampingi oleh Sang ibu. Sakit panas yang dialaminya mengakibatkan petang itu Abu Umair meninggal dunia. Ibu mana yang tidak terkejut melihat anaknya yang masih kecil dan sedang asyik bermain tiba-tiba meninggal dunia di hadapanya. Pasti secara naluri ia tidak sedarkan diri dan menangis histeria. Namun, saat Ummu Sulaim menyaksikan anaknya meninggal, ucapan yang keluar dari mulutnya ialah, "Inna Lillahi Wainna Ilaihi Roojiun". Bergegas Ummu Sulaim memandikan, mengkafankan, menutupkan pakaian serta merebahkan jenazah anaknya di bilik tidur. Lantas ia mengatakan pada jiran terdekatnya, "jangan ada yang memberitahu kejadian ini ke suamiku, kecuali aku sendiri yang akan menyampaikannya". menjelang kepulangan Sang suami di waktu Isya', Ummu Sulaim memasak makanan yang enak dan spesial untuk suaminya. Dia pun mandi, berdandan dan memakai wangi-wangian seperti tidak terjadi apa-apa di rumah. Saat Sang suami datang mengetuk pintu rumah dengan ucapan Assalamu'alaykum, Sang istri menyahut dan membukakan pintu rumah. Setelah pintu terbuka, suami bertanya, "Dimana anak kita?". Dengar tegar dan penuh kesabaran Ummu Sulaim pun menjawap, "Abu Umair sudah tidur, biarkan ia tidur dengan tenang dan besok kita akan ketemu dengannya". Lalu makanlah mereka berdua dilanjutkan dengan sholat Isya' dan tidur bersama sebagai suami istri. Keesokan harinya, Ummu Sulaim bertanya kepada Sang suami, "Wahai suamiku, seandainya kita meminjam alat dapur jiran kita, bagaimana kalau alat itu sekarang diminta pemiliknya?", Sang suami menjawab, "Sampaikan salam kepadanya dan ucapkan terima kasih atas kebaikannya". Lalu Sang istri meneruskan pertanyaannya, "Wahai suamiku, bagaimana kalau seandainya pinjaman itu dari Allah dan kelmarin petang sudah diminta olehNya?, Anak kesayangan kita Abu Umair kelmarin petang telah meninggal diambil oleh Allah SWT. Aku sudah memandikan dan mengkafankannya. Sekarang ia berada di dalam kamar itu". Mendengar ucapan istrinya itu, Abu Thalhah marah dan berangkat bertemu Rasulullah dan menceritakan kejadian yang baru dialaminya itu. Lalu bagaimana tindakan Nabi? Ternyata Nabi mendoakan dia dan istrinya, "Semoga Allah memberkahi malam kamu berdua seperti layaknya pengantin baru". Berkat doa Nabi itu, beberapa waktu kemudian, suami istri ini melahirkan anak berjumlah 9 orang. Adik-adik dari Abu Umai dan semuanya menghafal Al-Quran.

Begitulah cerita tauladan tentang kesabaran atas musibah yang diterima dengan keikhlasan kerana Allah SWT, dan Allah SWT yang akan memberi pahalaNya. Bagaimana pula dengan kita? :)

2 comments:

  1. ada lagi tak cerita yg mcm nie? akak nak baca...

    p/s: tulisan kecillah. akak nie malam rabun. heeeeeeeee... sory ya...

    ReplyDelete
  2. Insha Allah ada kak. :) saya usahakan eaa... oke dah besarkan dah tulisan tu... hehehe...

    ReplyDelete